Ini Jenis-Jenis Kejahatan Digital Perbankan dan Tips Menghindarinya!

09 May 2022

Bisnis.com, JAKARTA – Sama halnya dengan menggunakan kartu ATM/debit atau kartu kredit, bertransaksi digital dan menjadi bagian dari cashless society tak luput dari kejahatan digital perbankan. Kenali bentuk kejahatan digital perbankan dan tips menghindarinya!

 

Pasalnya, segala bentuk kejahatan itu ada di mana-mana dan bisa menyasar siapa aja tanpa pandang bulu. Banyak juga dari masyarakat yang justru belum memiliki kewaspadaan oleh kejahatan di dunia digital. Melansir dari Sikapi Uangmu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sabtu (7/5/2022), kejahatan perbankan juga bisa dilakukan melalui channel seperti handphone, internet, hingga kartu debit/kredit.

 

Namun, setidaknya ada tiga kejahatan digital yang paling sering terjadi dan harus Anda waspadai.

 

Ini Jenis-Jenis Kejahatan Digital Perbankan:

 

1. Card Skimming

Card skimming adalah tindakan pencurian data kartu ATM/debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetis secara ilegal. Pelaku juga akan berusaha mendapatkan PIN kartu ATM/debit dengan mengintip tombol yang Anda tekan saat bertransaksi di mesin ATM/alat EDC atau bisa juga dengan menempatkan kamera kecil yang dipasang pada sudut tersembunyi di mesin ATM. Maka dari itu, OJK mengimbau agar masyarakat membatasi aktivitas pribadi di media sosial, seperti mengunggah ucapan ulang tahun atau memberikan selamat atas kelahiran seseorang.

 

2. Phising

Berbeda dengan card skimming yang menggunakan kartu ATM/debit sebagai saluran untuk melakukan tindakan kejahatan, pelaku phising justru menggunakan saluran internet banking untuk mendapatkan data dari kartu kredit. Phising merupakan tindakan meminta (memancing) pengguna komputer untuk mengungkapkan informasi rahasia dengan cara mengirimkan pesan penting palsu, dapat berupa email, website, atau komunikasi elektronik lainnya. Biasanya, tindak kejahatan ini diikuti dengan ancaman. Pengguna seringkali terjebak dengan mengirimkan informasi personal sensitif seperti, user ID, password/PIN, nomor kartu kredit, masa berlaku kartu kredit, dan Card Verification Value (CVV).

 

3. Carding

Kejahatan digital juga merambah ke channel e-commerce. Salah satu bentuk kejahatannya adalah carding, yakni suatu aktivitas belanja secara online dengan menggunakan data kartu debit atau kredit yang diperoleh secara ilegal. Carding relatif mudah dilakukan sebab tidak membutuhkan kartu fisik dan hanya mengandalkan data dari kartu debit/kredit yang ingin disasar. Biasanya, pelaku akan mencari dan mendapatkan data-data dari kartu debit atau kredit bisa melalui marketing palsu, merchant palsu, pencatatan data-data sensitif oleh oknum pada merchant, ataupun dari kartu hilang.

 

Tips Mencegah Kejahatan Digital Banking:

1. Jangan Membagikan Data Pribadi

Jangan pernah bagikan data pribadi seperti PIN, CVV, nomor kartu, masa berlaku dan sebagainya kepada siapapun. Pastikan Anda selalu memperbarui PIN secara berkala, serta pastikan PIN bukanlah nomor yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir ataupun nomor depan/belakang telepon.

 

2. Waspada saat Melakukan Transaksi Digital

Waspada saat melakukan transaksi di mesin ATM, mesin EDC, ataupun e-commerce. Pastikan jangan sampai ada yang melihat Anda menekan tombol ketika memasukkan kode PIN pada mesin ATM atau mesin EDC. Pastikan kartu debit/kredit tidak digesek/dip pada alat lain selain EDC saat berbelanja atau digesek/dip lebih dari 2 kali dalam satu waktu kecuali akibat transaksi gagal, dan pastikan tidak mengunduh tautan dari pihak yang tidak terpercaya saat berbelanja online karena berpotensi membawa malware.

 

3. Tingkatkan pengamanan kartu

Pengamanan kartu bisa dilakukan dengan menggunakan kode One Time Password (OTP) yang dikirim melalui SMS kepada nasabah pemegang kartu setiap kali melakukan persetujuan transaksi keuangan. Selain itu, Anda bisa menggunakan teknologi chip untuk menggantikan strip magnetis yang sekarang berlaku pada kartu ATM/debit atau kartu kredit .

 

4. Adukan transaksi yang mencurigakan

Jika ada transaksi mencurigakan seperti SMS atau email dari pihak yang mencurigakan atau dari transaksi yang tidak Anda lakukan, jangan panik dan gegabah untuk langsung memproses hal tersebut dengan membuka tautan yang dikirimkan atau membalas dengan informasi kartu. Pastikan untuk menghubungi call center bank mengenai hal tersebut. Jika Anda merasa tidak melakukan transaksi keuangan tetapi mendapatkan SMS/email pemberitahuan telah terjadi transaksi tanpa sepengetahuan, maka segera laporkan kepada call center bank dan konsultasikan permasalahan tersebut agar tidak menjadi beban keuangan.