Update BI Rate Juli 2025

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 5,25%, suku bunga lending facility sebesar 6,00% dan suku bunga deposit facility sebesar 4,50%. Gubernur BI menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan kondisi inflasi yang terkendali, cenderung rendah serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia optimis bahwa sepanjang 2025 hingga 2026 inflasi tetap terkendali pada 2,5% ±1% dimana pada Juni 2025 tercatat hanya kurang dari 2%.
Ketentuan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi domestik, penguatan Rupiah didorong oleh kinerja positif neraca perdagangan terakhir (Juni 2025) yang tercatat surplus. Selain itu, perkembangan ini juga dipengaruhi aliran masuk modal asing, terutama instrumen SBN dan pasokan valas dari residen, khususnya korporasi, sejalan kenaikan konversi valas ke Rupiah oleh eksportir pasca implementasi penguatan kebijakan Pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Di sisi eksternal, penurunan yield US Treasury terus terjadi sejalan dengan terus menurunnya the Fed Rate, aliran modal global beralih yang semula terkonsentrasi di AS bergeser ke negara-negara lainnya. Pergeseran aset juga beralih ke aset yang dianggap aman seperti emas. Perkembangan ini mendorong berlanjutnya pelemahan indeks mata uang dolar AS baik terhadap mata uang negara maju maupun negara berkembang.
Sejalan dengan pengumuman kenaikan tarif efektif resiprokal Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya risiko ekonomi AS diperkirakan akan berdampak pada melambatnya ekonomi dunia. Prospek pertumbuhan perekonomian dunia diprediksi belum menguat berkisar pada nilai 3,0%. Ekonomi Tiongkok juga diperkirakan belum kuat walaupun didukung dengan berbagai strategi diversifikasi ekspor. Sejalan dengan perekonomian dunia yang melambat tekanan inflasi AS masih terus menurun sehingga hal ini memperkuat ekspektasi terhadap arah penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Meskipun inflasi tercatat relatif rendah, berbagai bunga justru tetap tinggi. Tingkat inflasi Juni sedikit lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Namun, secara periodisasi tingkat inflasi masih cenderung rendah. Inflasi yang rendah ini tidak diikuti dengan suku bunga yang juga rendah, hal ini karena berbagai suku bunga lainnya menyesuaikan bunga dengan suku bunga SBN dan SRBI yang cenderung lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi atau BI Rate.
Bank Indonesia memperkirakan ke depan nilai tukar Rupiah mampu tetap stabil di tengah dinamika geopolitik global. Pada Juni 2025, Rupiah kembali mengalami penguatan setelah bulan sebelumnya untuk pertama kalinya mengalami penguatan setelah terus dalam tren melemah dari September 2024 hingga April 2025. Berdasarkan data terakhir hingga 15 Juli nilai tukar Rupiah tetap stabil dan kuat. Pergerakan nilai tukar Rupiah baik terhadap USD maupun RMB masih memiliki pola yang sama.