KDMP: Ambisi 80.000 Koperasi untuk Desa Mandiri dan Inklusif

Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) muncul sebagai salah satu inisiatif paling ambisius dalam sejarah pembangunan ekonomi berbasis komunitas di Indonesia. Dengan target membentuk 80.000 koperasi desa aktif di seluruh tanah air, program ini `bertujuan mendorong pemerataan pembangunan, pemberdayaan masyarakat desa, serta memperluas inklusi keuangan dari pinggiran ke pusat.
KDMP adalah program nasional yang dirancang untuk menciptakan koperasi desa modern yang tidak hanya bergerak di bidang simpan pinjam, tetapi juga berperan dalam sektor riil seperti pertanian, logistik, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan energi terbarukan. Koperasi ini diharapkan menjadi simpul aktivitas ekonomi lokal yang dimiliki, dikelola, dan dijalankan langsung oleh masyarakat desa.
Program ini merupakan bagian dari strategi nasional yang lebih luas, yaitu stimulus “8+4+5”, yang mencakup 8 gerakan, 4 skema insentif, dan 5 pilar pembangunan. KDMP menjadi salah satu dari delapan gerakan strategis yang didukung penuh oleh pemerintah pusat.
Saat ini Indonesia memiliki sekitar 51.505 koperasi aktif (berdasarkan data Kementerian Koperasi). Dengan target KDMP mencapai 80.000, berarti ada sekitar 30.000 koperasi baru yang akan dibentuk dalam beberapa tahun ke depan. Angka ini bukan sekadar angka simbolis—melainkan langkah konkret untuk:
-
Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap layanan keuangan
-
Mendorong produksi dan distribusi barang secara mandiri
-
Menciptakan lapangan kerja lokal dan rantai pasok desa-kota
Pemerintah mendukung penuh program ini melalui kebijakan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun dari rekening di Bank Indonesia ke sistem perbankan nasional. Dana tersebut menjadi sumber likuiditas yang diharapkan dapat disalurkan melalui bank-bank nasional dan daerah untuk mendanai koperasi desa yang layak secara bisnis dan berkelanjutan.
Dengan skema bunga rendah (hanya 2%) dan plafon pembiayaan hingga Rp3 miliar per koperasi, KDMP memberikan kemudahan akses permodalan yang selama ini sulit dijangkau masyarakat desa.
KDMP bukan hanya tentang kredit. Ia adalah model pembangunan ekonomi desa baru yang mengintegrasikan unsur pembiayaan, digitalisasi, edukasi, dan manajemen profesional koperasi.
Koperasi dalam program KDMP diharapkan bisa mengelola:
-
Cold storage untuk hasil pertanian dan perikanan
-
Layanan logistik dan distribusi produk lokal
-
Klinik dan layanan kesehatan desa
-
Pusat pelatihan dan inkubasi wirausaha
Model ini mendorong desa-desa menjadi entitas ekonomi yang mandiri, tidak hanya bergantung pada transfer fiskal atau subsidi pemerintah.
Kondisi makroekonomi yang masih dibayangi ketidakpastian global menuntut pemerintah mencari cara memperkuat daya tahan ekonomi dari akar rumput. KDMP menjawab tantangan ini dengan memperluas basis ekonomi masyarakat melalui model kelembagaan yang berakar pada gotong royong.
Selain itu, tingkat literasi keuangan dan akses layanan keuangan formal di perdesaan masih rendah. KDMP berperan sebagai jembatan, menghadirkan layanan keuangan yang inklusif namun tetap sesuai dengan konteks lokal.
Dengan target besar, dukungan pendanaan, dan semangat kolaborasi, KDMP berpotensi menjadi gerakan ekonomi desa terbesar di Indonesia pasca-reformasi. Tantangannya tidak kecil, tapi jika dijalankan dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, perbankan, dan masyarakat desa, KDMP bisa menjadi titik balik dalam membangun desa mandiri, produktif, dan berdaya saing.