Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2025

calendar11 August 2025
Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2025

Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD 4,10 miliar pada Juni 2025, nilai ini lebih rendah dibanding surplus bulan sebelumnya yang sebesar USD 4,30 miliar, tetapi lebih tinggi dibanding dengan surplus Juni 2024 yang sebesar USD 2,30 miliar. Dengan capaian ini, Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan selama 61 bulan berturut-turut, mengindikasikan bahwa efek Kebijakan Tarif Trump belum terlalu nampak bagi neraca perdagangan nasional. Peningkatan surplus ini utamanya didorong oleh pertumbuhan ekspor yang mencapai 11,29% (YoY), sementara impor hanya mengalami sedikit kenaikan sebesar 4,28%% (YoY).

Grafik 1. Neraca Perdagangan, Juni 2024 - Juni 2025 (Milliar USD) 

 Sumber: BPS (Agustus 2025, diolah oleh OCE PERBANAS) 

Nilai ekspor Indonesia pada Juni 2025 mencapai USD 23,44 miliar, naik 11,29% (YoY) dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya senilai USD 20,84 miliar, dan mengalami penurunan sebesar -4,78% (MtM) dibandingkan Mei 2025 yang sebesar USD 24,61 miliar. Peningkatan ekspor tahunan ini terutama ditopang oleh ekspor nonmigas yang mencatatkan kenaikan sebesar 12,61% (YoY) dengan nilai USD 22,32. Komoditas utama ekspor nonmigas mencakup lemak dan minyak hewani/nabati yang tumbuh 22,05% (YoY) dengan kontribusi dominan sebesar 12,37% terhadap total ekspor nonmigas. Komoditas lainnya yang tumbuh signifikan adalah logam mulia dan perhiasan/permata tumbuh sebesar 104,44% (YoY) dan berkontribusi 4,13% terhadap total ekspor nonmigas.

Negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia adalah Tiongkok (USD 5,05 miliar), Amerika Serikat (USD 2,67 miliar), dan India (USD 1,68 miliar). Nilai ekspor Indonesia pada Juni 2025 mengalami peningkatan dibandingkan Mei 2025 yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas, namun beberapa negara mitra utama juga mengalami penurunan ekspor nonmigas seperti Singapura turun -19,94% (MtM) dan Italia -33,58% (MtM). Penurunan ini menunjukkan adanya penurunan permintaan dari negara tersebut yang dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang melemah atau faktor musiman.

Grafik 2. Share Kumulatif Impor Januari-Juni Berdasarkan Penggunaannya

Sumber: BPS (Agustus 2025, diolah oleh OCE PERBANAS)

Nilai impor Indonesia pada Juni 2025 mencapai USD 19,33 miliar, naik 4,28% dibanding dengan bulan yang sama di tahun 2024 senilai USD 18,53 miliar, tetapi turun -4,82% dibanding bulan Mei 2025 sebesar USD 20,31 miliar. Peningkatan impor ini utamanya disebabkan oleh peningkatan impor nonmigas 12,07% (YoY) dengan kontribusi 86,32% terhadap total kumulatif impor. Sedangkan, impor migas mengalami penurunan -32,07% (YoY) dengan kontribusi 13,68% terhadap total kumulatif impor.

Kinerja impor ini mencerminkan pelemahan aktivitas industri manufaktur dalam negeri yang ditandai dengan menurunnya permintaan migas sepanjang bulan Juni. Komoditas utama impor nonmigas mencakup mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang tumbuh 23,23% (YoY) dengan kontribusi 17,08% terhadap total kumulatif impor.

Komoditas lainnya yang tumbuh signifikan adalah kendaraan dan bagiannya yakni tumbuh 46,97% (YoY) dengan kontribusi sebesar 5,34%. Selanjutnya, peningkatan nilai impor berdasarkan golongan penggunaan barang utamanya didorong oleh impor barang modal yang tumbuh 37,89% (YoY) dengan kontribusi 19,84% terhadap total kumulatif impor.

Barang konsumsi juga mengalami sedikit pertumbuhan 1,18% (YoY), sementara bahan baku yang mendominasi kontribusi sebesar 71,38% terhadap total kumulatif impor mengalami penurunan -2,74% (YoY), hal ini mengindikasikan belum optimalnya performa pada sektor produksi, terutama di sektor yang bergantung pada impor bahan baku.

Grafik 3. Nilai Tukar (USD/Rupiah) dan Neraca Perdagangan, Juni 2024 - Juni 2025

Sumber: BPS & CEIC (Agustus 2025, diolah oleh OCE PERBANAS)

Fenomena surplus neraca perdagangan  dibarengi dengan  apresiasi  nilai tukar  Rupiah  mulai terkonfirmasi sejak April 2025.  Surplus  neraca perdagangan Juni 2025 sebesar USD 4,10 miliar mulai diikuti dengan nilai tukar rupiah yang terus menguat terhadap USD menjadi Rp 16.233.