Inflasi Pada Oktober 2023 Tetap Terjaga Dalam kisaran 3,0±1%
Inflasi pada Oktober 2023 tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1%. Inflasi yang terjaga ini juga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter dari BI dan pemerintah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2023 tercatat sebesar 0,17% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,56% (yoy).
Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5%±1% pada 2024.
Inflasi inti tetap terjaga rendah.
Inflasi inti pada Oktober 2023 tercatat sebesar 0,08% (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,12% (mtm). Realisasi inflasi inti tersebut terutama disumbang oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan sewa rumah. Secara tahunan, inflasi inti Oktober 2023 tercatat sebesar 1,91% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,00% (yoy).
Inflasi kelompok volatile food menurun.
Kelompok volatile food pada Oktober 2023 mencatat inflasi sebesar 0,21% (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,37% (mtm). Perlambatan inflasi volatile food tersebut terutama disumbang oleh deflasi pada komoditas telur ayam ras, aneka bawang, dan minyak goreng seiring dengan kecukupan pasokan. Sementara itu, penurunan inflasi lebih lanjut tertahan oleh komoditas beras dan aneka cabai yang meningkat. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 5,54% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,62% (yoy).
Inflasi kelompok administered prices tercatat meningkat.
Kelompok administered prices mengalami inflasi pada Oktober 2023 sebesar 0,46% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,23% (mtm). Peningkatan ini terutama berasal dari inflasi bensin dan angkutan udara akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi, kenaikan harga avtur akibat kenaikan harga minyak dunia. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 2,12% (yoy), meningkat dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,99% (yoy).
Sumber : https://www.bi.go.id/ & https://www.bps.go.id