Neraca Perdagangan Indonesia November 2024

calendar08 January 2025
Neraca Perdagangan Indonesia November 2024

Tabel Neraca Perdagangan Indonesia November 2024Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD 4,42 miliar pada November 2024, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus Oktober 2024 yang sebesar USD 2,48 miliar. Dengan capaian ini, Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan selama 55 bulan berturut-turut. Peningkatan surplus ini utamanya didorong oleh pertumbuhan ekspor yang mencapai 9,14% (yoy), sementara impor hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 0,01% (yoy).

Nilai ekspor Indonesia pada November 2024 mencapai USD 24,01 miliar, naik 9,14% dibandingkan November 2023 yang senilai USD 22 miliar, tetapi mengalami penurunan sebesar 1,70% dibandingkan Oktober 2024 yang sebesar USD 24,42 miliar. Peningkatan ekspor tahunan ini terutama ditopang oleh ekspor nonmigas yang mencatatkan kenaikan sebesar 9,54% (yoy). Komoditas utama ekspor nonmigas mencakup bahan bakar mineral sebesar USD 3,54 miliar, lemak dan minyak nabati sebesar USD 2,7 miliar, serta besi dan baja sebesar USD 2,40 miliar.

Negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia adalah Tiongkok (USD 6,24 miliar), Amerika Serikat (USD 2,34 miliar), dan India (USD 1,58 miliar). Meskipun demikian, ekspor Indonesia pada November 2024 mengalami penurunan dibandingkan Oktober 2024 yang dipengaruhi oleh penurunan impor dari beberapa negara mitra utama seperti India yang turun 21,85% (mtm), Australia turun 37,92% (mtm), dan Korea Selatan turun 20,73% (mtm). Penurunan ini menunjukkan adanya penurunan permintaan dari negara-negara tersebut yang dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang melemah atau faktor musiman.

Nilai impor Indonesia pada November 2024 mencapai USD 19,59 miliar, turun 10,71% dibandingkan Oktober 2024 yang senilai USD 21,93 miliar, tetapi naik tipis 0,01% dibandingkan November 2023 yang senilai USD 19,58. Penurunan impor migas terutama disebabkan oleh penurunan harga energi global, di mana indeks harga energi tercatat turun sebesar 1,21% (mtm) dan 9,14% (yoy), yang berkontribusi pada penurunan nilai impor migas. Di sisi lain, penurunan impor nonmigas disebabkan oleh penurunan impor mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya sebesar -15,49% (mtm) serta mesin/peralatan mekanis dan bagiannya sebesar -1,85% (mtm). Penurunan impor ini mencerminkan potensi penurunan aktivitas industri manufaktur dalam negeri. Kondisi ini juga didukung oleh data impor berdasarkan golongan kegunaan dimana terjadi penurunan pada golongan bahan baku sebesar -11,97%(mtm). Hal ini dapat menjadi indikator awal adanya perlambatan pada sektor produksi, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada impor bahan baku.

Tabel 2 Neraca Perdagangan Indonesia November 2024

Fenomena menarik terjadi pada November 2024, dimana neraca perdagangan mencatat surplus signifikan sebesar USD 4,42 miliar tetapi nilai tukar Rupiah justru terdepresiasi terhadap USD yang mengindikasikan adanya sentimen pasar yang lebih dominan. Surplus neraca perdagangan yang berlanjut merupakan sinyal positif bagi ketahanan eksternal Indonesia. Capaian ini turut membantu bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Terlebih lagi, kondisi nilai tukar rupiah yang saat ini mendapatkan tekanan sentimen seperti selama November ini.