Update Inflasi Agustus 2025

Pada Agustus 2025, Inflasi sebesar 2,31% (yoy), namun mengalami deflasi -0,08% (mtm). Inflasi Agustus 2025 lebih rendah dibanding bulan sebelumnya (mtm), namun tergolong tinggi dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Inflasi pada Agustus 2025 sebesar 2,31% (yoy) terdiri dari:
-
Inflasi inti tumbuh 2,17% (yoy) dengan kontribusi 60,2% terhadap total inflasi;
-
Inflasi bergejolak tumbuh 4,47% (yoy) dengan kontribusi 31,2% terhadap total inflasi;
-
Inflasi harga diatur pemerintah tumbuh 1,00% (yoy) dengan kontribusi 2,5% terhadap total inflasi;
-
Inflasi lainnya menyumbang kontribusi 6,1% terhadap total inflasi.
Penyumbang utama andil deflasi secara mtm pada Bulan Agustus 2025 adalah melemahnya beberapa komoditas seperti tomat (0,1%), cabai rawit (0,07%), tarif angkutan udara (0,03%), bensin (0,02%), dan uang sekolah SMA (0,02%).
Adapun Penyumbang utama andil inflasi Agustus 2025 secara yoy adalah komoditas emas perhiasan (0,45%), bawang merah (0,31%), beras (0,17%), ikan segar (0,15%), dan tarif air minum PAM (0,14%).
Sumber: BPS (September 2025), diolah oleh OCE PERBANAS
Secara detil, inflasi (yoy) Agustus 2025 sebesar: inflasi komponen inti 2,17%, inflasi bergejolak 4,47% dan inflasi harga diatur pemerintah tumbuh 1,00%. Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah Agustus 2025 hanya mengalami inflasi sebesar 1% (yoy) melambat dibandingkan Juni dan Juli 2025 yang tumbuh 1,34% (yoy) dan 1,32% (yoy).
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Agustus 2025 mengalami inflasi yoy sebesar 3,99 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,66 pada Agustus 2024 menjadi 113,00 pada Agustus 2025. Subkelompok yang mengalami inflasi yoy tertinggi, yaitu kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 4,64 persen dan terendah yaitu subkelompok minuman beralkohol sebesar 0,96 persen.
Inflasi provinsi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 4,42% (yoy) dan terendah terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 0,43% (yoy). Sebaliknya, provinsi yang mengalami deflasi -0,87% (yoy) hanya ada 1 provinsi yaitu Papua Barat.
Sejak Awal 2025, tren inflasi cenderung meningkat. Pada Agustus 2025, inflasi tercatat 2,31% (yoy), relatif lebih tinggi dibanding beberapa bulan sebelumnya namun tetap dalam kategori rendah. Menariknya, meskipun inflasi masih rendah, berbagai suku bunga pasar masih relatif bertahan. Hal ini terjadi karena pergerakan suku bunga lebih banyak menyesuaikan dengan imbal hasil instrumen keuangan seperti SBN dan SRBI yang relatif tinggi, dibandingkan dengan sekadar merespons tingkat inflasi atau BI Rate.