Update Inflasi Juli 2025

Terjadi inflasi mtm sebesar 0,30% dan inflasi yoy sebesar 2,37% pada Juli 2025. Inflasi Juli 2025 lebih tinggi baik dibanding bulan sebelumnya maupun periode yang sama di tahun sebelumnya. Inflasi Juli merupakan inflasi tertinggi sejak awal tahun dan untuk pertama kali nilainya di atas 2%, tercatat inflasi lebih dari 2% terakhir adalah Bulan Agustus 2024 sebesar 2,12% (yoy). Penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara m-to-m adalah komoditas beras (0,06%), tomat (0,05%), bawang merah (0,05%), cabai rawit (0,04%), dan bensin (0,03%). Adapun penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara y-on-y adalah kelompok emas perhiasan (0,46%), bawang merah (0,18%), tomat (0,16%), beras (0,15%), dan tarif air minum (0,14%).
Grafik 1. Inflasi Indonesia Juli 2024-25 (%,YoY)
Sumber: BPS dan CEIC (Mei 2025, diolah oleh OCE PERBANAS)
Terjadinya inflasi Juli 2025 utamanya dikontribusikan oleh tekanan pada inflasi komponen inti 2,32% (yoy). Sedangkan komponen bergejolak mengalami inflasi sebesar 3,82% (yoy) dan berkontribusi kecil 0,62% (yoy). Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mengalami inflasi 3,75% (yoy) dan dominan memberikan andil inflasi pada Juli 2025 yaitu 1,08%. Penyumbang inflasi tertinggi adalah sub kelompok minuman tidak beralkohol sebesar 5,91%. Sementara yang memberikan andil inflasi besar pada subkelompok ini adalah komoditas bawang merah (0,18%), tomat (0,16%), beras (0,15%), dan ikan segar (0,13%). Komoditas ini menjadi komoditas yang dominan memberikan andil inflasi seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap komoditas tersebut. Sementara, untuk komoditas beras terjadi lonjakan harga diakibatkan karena produksi gabah yang menurun sepanjang bulan Juni – Juli 2025. Kelompok lain yang juga mengalami inflasi cukup signifikan adalah Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 9,00% (yoy).
Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah Juli 2025 mengalami inflasi sebesar 1,32% (yoy). Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami deflasi terbesar dibanding sektor lainnya yaitu -0,31% (yoy), sub kelompok peralatan informasi dan komunikasi mengalami deflasi sebesar -1,29% (yoy), sementara tiga subsektor lainnya yakni sub kelompok layanan informasi dan komunikasi, asuransi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan.
Inflasi provinsi yoy tertinggi terjadi di Provinsi Papua Selatan sebesar 5,45% (yoy) dan terendah terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 0,43% (yoy). Secara yoy tidak ada provinsi yang mengalami deflasi. Sementara secara mtm ada satu provinsi yang mengalami deflasi sebesar -0,34% (mtm) yaitu Provinsi Papua.
Grafik 2. Inflasi Provinsi (%,yoy)
Grafik 3. Perbandingan Inflasi dan Bunga Lainnya (%)
Sumber: CEIC (Juli 2025, dioleh oleh OCE PERBANAS)
Saat inflasi mulai meningkat, tingkat suku bunga justru sedang penyesuaian menjadi rendah. Tingkat inflasi Juli 2025 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya setalah terus berada di tingkat rendah sejak awal tahun, sementara suku bunga merespons periode sebelumnya dengan menurunkan suku bunga acuan periode ini. Namun, suku bunga lainnya tetap tinggi karena suku bunga lainnya menyesuaikan bunga dengan suku bunga SBN dan SRBI yang cenderung lebih tinggi dibandingkan menyesuaikan dengan tingkat inflasi atau BI Rate.